TANJABBAR – Kabupaten Tanjung Jabung Barat, merupakan salah satu wilayah di provinsi Jambi, yang rawan akan terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Rawannya Tanjung Jabung Barat, sebagai wilayah Karhutla, dikarenakan wilayah ini sebagian besar merupakan daerah yang miliki lahan gambut yang mudah terbakar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjung Jabung Barat, Zulfikri. Ia menyebutkan memasuki musim kemarau sejumlah wilayah di Tanjabbar masuk dalam kategori rawan Karhutla.
” Tanjabbar selama ini termasuk wilayah rawan terjadinya Karhutla, di provinsi Jambi.”. Ujarnya.
Dikatakannya, adapun sebaran tingkat titik kerawanan Karhutla di Tanjabbar berada di 7 Kecamatan yang tersebar di 29 desa.
” Ada 7 Kecamatan masuk kategori rawan Karhutla, Diantaranya, Batang Asam, Senyerang, Betara, Pengabuan, Tebingtinggi, Kuala Betara dan Bramitam.” Sebutnya.
Berdasarkan data BPBD Tanjabbar tahun 2022, kata Zulkifli, Kecamatan Betara merupakan wilayah paling banyak rawan terjadinya karhutlah.
” Desa yang rawan Karhutla di Kecamatan Betara, yakni Desa Bunga Tanjung, Serdang Jaya, Terjun Jaya, Sungai Yerap, Teluk Kulbi, Muntialo, Lubuk Terentang dan Kelurahan Mekarjaya. Sedangkan untuk Kecamatan Kuala Betara yaitu Desa Sungai Gebar Barat dan Suaklabu.” Ungkapnya.
Sementara itu, untuk Kecamatan Bramitam Ujar Zulkifli ada dua desa, Bramitam Kanan dan Bram Itam Raya. Kecamatan Pengabuan diantaranya, Desa Suaksamin, Parit Bilal, Parit Pudin dan Sungaibaung. Untuk Kecamatan Senyerang terdapat tiga wilayah yakni, Margorukun, Lumahan dan Kelurahan Senyerang.
Sedangkan untuk wilayah Ulu, terdapat tujuh desa di Kecamatan Batang Asam rawan karhutla, yaitu, Desa Suban, Sungai Penoban, Rawang Kempas, Sri Agung, Lubukbernai, Tanjung Bojo dan Sungai Ari.
” Kemudian untuk wilayah Kecamatan Tebing Tinggi terdapat tiga wilayah diantaranya, Desa Dataran Kempas, Kelagian dan Kelurahan Tebingtinggi.” Terangnya.
Dibeberkan sedangkan untuk ketersediaan sumber daya air, Kabupaten Tanjabbar memiliki dua sumber air berupa embung berjumlah 20 tempat dan sumur bor yang tersebar disetiap Kecamatan yang rawan karhutla.
” Untuk embung kita ada satu di Kecamatan Bramitam dan Renah Mendaluh, kemudian tiga dikecamatan Betara, Muarapapalik dan Merlung, untuk di Kecamatan Batang Asam ada enam. Untuk sumur bor ada di Kecamatan Betara di desa Muntialo, Madala Jaya dan Sungai Terap masing-masing dijaga oleh MPA (Masyarakat Peduli Api) sekitar 10 sampai 15 orang disetiap desa.” Pungkasnya. (*)