TANJAB BARAT – Banjir rob memang tiap tahun menggenangi sejumlah ruas jalan utama di kota Kuala Tungkal dan rumah warga yang tergolong di tempat rendah seperti kawasan tepian sungai.
Seperti, Sabtu (14/11/20) air pasang selimuti jalan Sulthan Thaha, Jalan Melati, Simpang 4 Lampu Merah jalan Siswa dan sebagian besar jalan utama kota Kuala Tungkal. Bahkan air pasang ini juga menenggelamkan jalan-jalan di Kelurahan Kampung Nelayan.
Kondisi tersebut membuat warga Tanjab Barat ini kesulitan untuk beraktivitas, sebagian warga terpaksa menerjang banjir karena tidak ada jalur alternatif meskipun beresiko kendaraan mati dan bakal karatan.
“Sore ini cukup tinggi genangan airnya hingga mengganggu aktivitas warga,” tutur Jainuri warga Bina Karya.
Menurut Jai, cerita orang tua dulu tingginya pasang air laut terjadi karena gaya gravitasi bulan yang dua kali lebih besar dari gaya tarik matahari sehingga ketinggian air laut meningkat.
Sementara Ahmad menuturkan banjir semacam ini memang sudah fenomena tersendiri bagi warga kota Kuala Tungkal. Hal tersebut terjadi hampir tiap hari selama 3 atau 4 hari, sehingga warga harus rela menerjang air rob untuk beraktivitas sehari-hari.
“Hanya saja kecemasan kita air tersebut asin. Karena kandungannya dapat merusak seperti karat dan keroposnya kendaraan kita,” ujarnya.
Menurut Ahmad, air rob berbeda dengan bencana banjir lainnya. Sebab, air rob di Kuala Tungkal ini mengandung kotoran dan garam, yang tidak mudah dibersihkan.
“Kalau masuk ke dalam rumah, lantai itu harus dibersihkan dua sampai tiga kali. Kalau tidak, tidak akan bersih dan menimbulkan bau tidak sedap,” tukasnya.(*/JN)