TANJAB BARAT – Kordiv PHL Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tanjab Barat, Mon Rezi mengakui penggunaan media sosial (medsos) khususnya facebook ber akun anonim semakin liar dan meningkat selama tahapan kamanye Pilkada 2020.
Itu kata dia terpantau banyak akun tak bertuan (anonim) yang digunakan untuk menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian dan menyerang paslon tertentu.
“Banyak kita lihat akun yang melakukan pelanggaran, penyerangan dan mempovokasi tidak bertuan semua,” kata Mon Rezi, Senin (23/11/20).
Akun-akun tidak resmi (anonim) ini justru berpotensi menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian dan menyerang kandidat.
Ia pun tak bisa menyimpulkan apakah keberadaan akun anonim itu dimobilisasi oleh tim sukses paslon atau orang antah berantah yang memang ingin melakukan fitnah, agitasi, atau ujaran kebencian.
Permasalahannya, lanjut Rezi sulit bagi Bawaslu untuk melacak ataupun menurunkan konten akun anonim itu.
“Kadang-kadang akun yang bandel dan liar ini juga susah dilacak,” ucap Kordiv PHL Bawslu Tanjab Batat ini.
Rezi menyebut, proses ‘take down‘ konten hoaks atau provikatif akun anonim harus melalui sejumlah tahapan yang memakan waktu.
Sementata, proses Pilkada 2020 mengharuskan penyelenggara bekerja dengan cepat.
Oleh karena itu, kata dia, hal ini menjadi tantangan yang harus diatasi bersama.
“Jadi tantangannya di situ juga, ini jadi persoalan kita semua,” katanya.(*/JN)